JAKARTA, Kompas.com - Sistem sponsor individu yang mulai diterapkan dalam kepengurusan PB PBSI saat ini, diharapkan bisa membawa angin segar bagi perbulutangkisan nasional. Sistem baru yang mengakhiri kontrak kolektif ini diyakini akan bisa meningkatkan kesejahteraan dan prestasi pemain bulutangkis nasional.
Hal itu disampaikan oleh Ketua Umum PB PBSI Gita Wirjawan dalam acara President Club di Senayan Golf, Senayan, Jakarta, Jumat (15/2) siang. Selain Gita, hadir pula Ketua KOI Rita Subowo dan sejumlah pimpinan induk organisasi olahraga nasional seperti Ketua PB PASI Bob Hasan, Ketua PABBSI Adang Darojatun.
Dalam acara tersebut, Gita menyatakan bahwa menyangkut pendanaan bagi berjalannya roda organisasi bulutangkis Indonesia, PBSI tak akan menggunakan dana dari pemerintah, BUMN, maupun BUMD.
Sebagai komparasi, dalam kepengurusan sebelumnya PB PBSI hanya menganggarkan dana sekitar Rp 40 miliar pertahun. Kini, di era kepemimpinan Gita Wirjawan dianggarkan dana pembinaan dua kali lipat, sekitar Rp 90 milar per tahun.
Tahun ini, PB PBSI memasang target besar untuk bisa memetik sukses pada empat gelaran internasional. Target yang menjadi fokus tersebut adalah meraih sukses di turnamen All England di Birmingham, Piala Sudirman di Kuala Lumpur, Kejuaraan Dunia di Guangzhou, dan SEA Games 2013 di Myanmar.
Untuk itu, PBSI akan memaksimalkan kerja sama dengan pihak sponsorship. Salah satunya program yang sudah berjalan adalah selesainya persoalan kontrak sponsorship individu yang mulai diterapkan di organisasi yang dipimpinnya.
Mulai awal tahun ini, PB PBSI telah melakukan bidding sponsorship terhadap para pemain secara individu. Kontrak kolektif dengan sponsor Yonex yang sudah berjalan sejak 40 tahun silam, diakhiri.
"Sistem sponsor individu ini diyakini akan memacu atlet untuk berprestasi agar nilai kontrak sponsor bisa bertambah naik, seiring dengan naiknya prestasi," tutur Gita. "Tuntutan untuk profesioal di dalam dan luar lapangan ini juga akan menjadi ukuran nilai pasar selanjutnya," tambahnya seperti dikutip badmintonindonesia.
Dijelaskan oleh Gita, setelah dilakukan bidding terhadap 80 atlet di Pelatnas Cipayung, akhirnya didapat nilai kontrak total sebesar Rp 33,2 miliar. Nilai kontrak pemain untuk durasi dua tahun itu, terbesar di atas Rp 1 miliar, sementara terkecil Rp 25 juta.
Terdapat tujuh sponsor yang melakukan kontrak individu dengan para pemain Pelatnas Cipayung. Mereka adalah, Victor, Yonex, Flypower, Li-Ning, Astec, Babolat, dan Reinforce Speed. Dari komposisinya, sebanyak 25 pemain disponsori Victor, lalu Yonex 21 pemain, Flypower 19 pemain, Li-Ning 9 pemain, Astec 8 pemain, Babolat dan Reinforce Speed masing-masing empat pemain.
Dijelaskan oleh Menteri Perdagangan ini, semua hasil dari sponsor individu, baik cash money, maupun bonus juara, semuanya diberikan secara penuh kepada pemain dan pelatih.
"Hasil dari sponsor individu, semuanya untuk pemain dan pelatih. Ini untuk memacu semangat dan motivasi pemain untuk berlomba-lomba mengukir prestasi setinggi-tingginya," ujar Gita.
Bahkan untuk lebih meningkatkan kinerja pemain dan pelatih, PBSI setiap tahun akan melilih Most Valuable Player (MVP) dan akan memberikan bonus spesial sebesar Rp 1 miliar. Selain itu, apabila sukses merebut gelar juara All England dan juara Kejuaraan Dunia, pelatih dan asisten pelatih diberi bonus sebesar tiga kali gaji terkini.
Apabila timnas Indonesia sukses merebut Piala Sudirman, lanjut Gita, para pelatih dan asisten pelatih diganjar bonus sebesar lima kali gaji terkini.
Editor :
A. Tjahjo Sasongko
Anda sedang membaca artikel tentang
Atlet Memang Butuh Sponsor Pribadi
Dengan url
http://bloggersporting.blogspot.com/2013/02/atlet-memang-butuh-sponsor-pribadi.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Atlet Memang Butuh Sponsor Pribadi
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Atlet Memang Butuh Sponsor Pribadi
sebagai sumbernya
0 comments:
Post a Comment